Pilkada DKI dan Pengaruhnya Terhadap Stabilitas Politik Nasional

By: Irwin Andriyanto

Setiap kali pilkada diberlangsungkan, ada begitu banyak perspektif dari ahli maupun orang awam yang memberikan usulannya. Salah satu yang cukup menggemparkan adalah temuan dari Saiful Mujani Research and Consulting.

Saiful Mujani membeberkan bahwa, dampak Pilkada DKI pada Politik Nasional kala itu tidak memiliki efek apapun. Meski sebelum dan sesudahnya, dukungan pada tokok-tokoh yang mencalonkan menjadi cukup stabil.

Hasil Survei Saiful Mujani Terkait Pilkada DKI

Pilkada DKI dan Pengaruhnya Terhadap Stabilitas Politik Nasional
Pilkada DKI dan Pengaruhnya Terhadap Stabilitas Politik Nasional

Sejumlah pihak memang memberikan spekulasi terkait pengaruh pemilihan gubernur DKI terhadap Indonesia. Namun inilah hasil survei dari Saiful Mujani yang cukup akurat:

1. Perbedaan Elektabilitas Jokowi dan Prabowo

Pilkada DKI tidak cukup mampu mendongkrak stabilitas politik dikarenakan perbedaan elektabilitas antara Jokowi dengan Prabowo tidak terlalu mengalami perubahan. Dikatakan oleh Saiful, elektabilitas ini sama dengan SBY dan Megawati tahun 2007.

Ketika survei dilakukan, ada sebanyak 34.1% pemilih spontan yang memilih Jokowi dan 17.2% memilih Prabowo. Terhitung perbedaan elektabilitas keduanya sekitar 17%. Sedangkan, untuk SBY dan Mega Wati sebanyak 16%.

2. Partai Dukungan Partai Politik Tidak Banyak Berubah

Sejauh pilkada berlangsung, entah sebelum maupun sesudah, peta dukungan untuk partai politik juga tidak banyak mengalami perubahan. Terutama pada periode Januari sampai Mei.

Menurut data-data yang dikumpulkan, PDIP masih berada di posisi paling atas yakni memperoles 21.7% suara, kemudian disusul Gerindra  yang mendapat 9.3% suara.

Kemudian, stabilitas politik setelah Pilkada DKI tidak signifikan secara statistik karena margin hanya berada di angka rata-rata 2.55. Jika dibandingkan dengan pemilu 2014, hanya partai PDIP yang mampu mempertahankan atau menaikkan posisinya.

3. Penilaian Kondisi Ekonomi, Politik dan Keamanan Relatif Stabil

Selain itu, penilaian terhadap kondisi ekonomi, politik, serta keamanan juga relative stabil. Bahkan, 44.4% masyarakat merasa ekonomi rumah tangganya lebih baik dibandingkan tahun lalu.

Ada pula sebanyak 62.3% masyarakat optimis apabila kondisi perekonomian keluarganya akan lebih baik di tahun depan. Sejalan dengan hal ini, pilkada dianggap mampu memberikan nilai positif untuk kondisi perekonomian masyarakat.

4. Kepercayaan Pada Lembaga Publik Tidak Banyak Berubah

Berdasarkan analisa dari Saiful, tidak adanya perubahan yang spesifik terhadap hubungan Pilkada DKI dan pemerintahan pusat juga dipengaruhi oleh kepercayaan masyarakat pada lembaga publik yang tidak banyak berubah.

Untuk kepercayaan teratas masih ditempati oleh TNI dengan suara 90%, presiden 86%, kpk 86%, POLRI 77%, Pengadilan 76% dan kejaksaan 74%.

Pada beberapa kasus pilkada bisa mempengaruhi stagnasi politik nasional. Namun, dari hasil survei yang dilakukan Saiful, dampak tersebut tidak terlalu kentara karena beberapa alasan di atas.

Meski demikian, pilkada yang terjadi antara tahun akan saling berkaitan. Jadi, kemungkinan besar Pilkada DKI 2024 dan pengaruhnya di tingkat nasional juga tidak terlalu tampak jika kondisi di tahun-tahun sebelumnya masih stagnan.

Tinggalkan komentar